Selasa, 27 Oktober 2015

"Apakah kamu orang China?" - Joe

1.
Hongkong, 2011. Saat itu musim dingin tapi tidak bersalju,  tapi tetap terasa hangat untuk Joe dan Tike…
Pasangan beda negara, beda budaya, beda tradisi, beda tempat lahir, dan juga tanggal lahir ini dipertemukan di Hongkong di kota tersibuk di China. Joe adalah pria kelahiran Gottingen German yang memiliki kulit yang putih, berambut pirang, bermata indah, berhidung mancung, berbadan tegap dan memiliki senyum yang menyenangkan. Sedangkan Tike. Gadis berambut pendek asli Indonesia, lahir tahun 1985 di kota yang menemukan Rendang, tingginya standart orang Indonesia yaitu 165cm, berkulit sawo matang dan manis jika sedang bernyanyi dengan gitar akustiknya.

2.
Pada tahun 2011, Joe sedang dalam proses mewujudkan mimpinya yaitu berkeliling dunia dengan menjadi backpacker. Setelah menyelesaikan sekolahnya Joe memulai untuk merealisasikan impian nya itu dengan modal yang tidak terlalu banyak. Tujuan akhirnya adalah Australia negara yang dulu pernah ia singgahi saat mengikuti program pertukaran pelajar. Di Australia Joe berniat akan meneruskan kuliahnya untuk menjadi Antropolog dan dia menganggap perjalanan ini akan menjadi modal awal untuk mempelajari keragaman sosial budaya di berbagai negara.  Sama halnya dengan Joe, pada tahun 2011 Tike juga sedang dalam proses mewujudkan mimpinya yaitu sebagai musisi termasuk songwriter, penyanyi dan composer. Ditahun itu dia bekerja di sebuah label musik indie di hongkong dan menjadi satu-satunya orang Indonesia di label tersebut.

3.
Juni 2011, saat itu mereka sedang sama- sama duduk di sebuah tempat makan di pinggir jalan tepatnya di temple street night market , Tike makan gorengan-gorengan dengan ditemani gitar akustiknya. Sedangkan Joe makan dimsum dan siomai ditemani dengan tas ransel besarnya. Sambil mengunyah dimsumnya sesekali Joe melirik kearah Tike yang sedang makan gorengan sambil sibuk memegang smartphonenya dengan earphone yang menempel di telinganya. Dengan sedikit nekat dan rasa penasaran yang tinggi akhirnya Joe menegur Tike
“Apakah kamu orang China ?” Tanya Joe dengan sangat hati-hati.
Sorry?” jawab Tike sambil membuka earphonenya, sepertinya Tike tidak mendengar pertanyaan Joe.
Dan Joe mengulang pertanyannya lagi “ Apakah kamu orang China?”. Mungkin Joe heran karena ada orang China yang tidak sipit dan berkulit sawo matang.
“ Hahaha tidak saya orang Indonesia yang bekerja di hongkong, knp? Mata saya tidak sipit yah? Haha “ jawab Tike dengan sangat ramah. Joe pun ikut tertawa.
“Ohh, saya fikir kamu orang China.. lalu kamu berasal dari mana?” Tanya Joe yang bertanya sambil tersenyum manis sekalii (ini sih pengakuan dari Tike haha).
 “Haha bukan, saya asli orang Indonesia, kamu tahu Indonesia? Bali tau Bali ? pasti kamu tahu kalau bali, bali itu di Indonesia.” Jawab tike dengan semangat 45 yang berkobar karena menceritakan Indonesia.
“Ohh yaaa, saya tahu Indonesia, Bali, Papua, Bandung saya tau semuanya haha saya suka negara kamu dia unik, variatif dan budaya nya kental sekali. Saya suka dan akan berkeliling negara kamu suatu saat nanti..” jawab joe dengan nada yang juga bersemangat.
“Yaa itu harus, Indonesia jauh lebih indah dari Hongkong, makanannya lebih enak, orangnya lebih ramah, dan pemandangannya indaaaahhh sekali, bla bla bla bla”  tike mulai menceritakan tentang Indonesia seakan tak ada yang bisa menghentikan dia bercerita kecuali ada meteor yang jatuh di depan meja mereka. Dan joe sangat menikmati situasi itu.

Akhirnya semalam panjang mereka bercerita dari kebudayaan di Indonesia, kebiasaan orang german, kondisi ekonomi di Indonesia, keindahan alam Indonesia, tempat yang harus dikunjungi saat ke German, tujuan ke hongkong, latar, hobby  mereka masing-masing, aliran musik yang mereka suka, band kesukaan dan banyak lagi. Tanpa sadar  waktu sudah menunjukkan jam 02.15.
“wah sudah hampir pagi, benar kata orang kalo hongkong tidak pernah tidur, sudah selarut ini saja masih banyak yang duduk-duduk sambil makan dan minum bir” ucap joe.
“Haha yaa begini lah Hong kong sering membuat kita terjaga sepanjang malam. Baiklah, yuk kita pulang”
Ajak tike sambil bergegas menganggkat gitar akustik kesayangannya pemberian dari sang ayah.
“Okee, tike boleh kamu temani saya selama di Hong kong? Banyak hal yang saya ingin tahu tetang hongkong, Indonesia juga hehe” minta joe sambil tersenyum memohon.
“ Tentang Hong kong atau tentang saya? Haha jawab tike sambil tertawa dengan tawa yang khasnya.
“Yaa keduanya lah haha” jawab joe. Dan mereka berdua tertawa dan melanjutkan percakapannya di sepanjang perjalanan pulang.
“Tike kenapa kamu pilih akustik? Tanya joe.
“Kamu kenapa pilih Antropologi sosial? Tanya tike balik.
“ Yah malah ditanya balik.. hmm kenapa yahh, menyenangkan aja menurut ku bisa bertemu banyak orang yang beragam, mempelajari perbedannya dan bisa lebih menghargai perbedaan tersebut. Menurut saya hidup yang asik itu kalau bisa berbagi dan berguna untuk hidup orang lain apalagi orang banyak” jawab joe dengan sangat serius.
“Hmm menarikk jawabannya”  jawab tike santai.
“Lalu kamu, kenapa akustik?” Tanya joe lagi.
“Haha masih mau tau toh,kenapa yahh, kenapa akustik yah. Enggak ada jawaban yang semenarik jawaban kamu sih. Simple, Cuma karena aku bisa lebih menikmati, merasakan musik yang aku mainkan tanpa harus menggunakan banyak instrument. Rasanya lebih tenang, lebih intim aja antara aku dan musikku.. haha“ jawab tike.
“ Haha standart yah jawabannya? Cuma tentang aku, enggak kayak kamu yang mikirin banyaaak orang haha” jawab tike sambil membuka tangannya lebar-lebar.
“ Haha enggak kok kamu juga keren, kalo mau berguna untuk orang lain, harus bisa berguna untuk diri sendiri dulu kan haha” jawab joe bijak.
“Haha tuh kan jawaban kamu keren lagi, aku rasa kamu lebih cocok jadi penulis haha” jawab tike sambil bercanda.
Lalu, mereka berdua tertawa dan teggelam dalam percakapan panjang tanpa tujuan pada malam itu.

………

Bersambung.

www.videographerindonesia.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar