Selasa, 01 September 2015

Sheila yang selalu tertawa

Dia sheila, gadis muda berumur dua puluh dua.
Sheila selalu tertawa, selalu terlihat bahagia dan membuat orang-orang disekelilingnya tertawa adalah keahliannya.. 

Sheila yang selalu riang dan dianggap selalu senang. Apakah senangnya itu nyata ? Atau hanya kepalsuan belaka, apakah tawanya itu bahagia ? Atau hanya pengalihan dari luka.Sheila selalu melakukan hal konyol yg membuat teman-temannya tertawa, sheila yg selalu di bilang kreatif dan hyperaktif oleh teman-temannya.
Jika ada sheila, pembicaraan yg alot bagaikan kerupuk lapuk pun bisa berubah jd renyah kembali. Situasi yang tegang yang membuat satu sama lain menjadi renggang bisa dibuat nya lemas hingga tertawa lepas.
Suatu hari teman sheila yg selalu tertawa oleh tingkah ajaib sheila bertanya " sheila, tak pernah kau merasa sedih ? Atau terluka? Atau bahkan menangis? Tak sekalipun ku lihat engkau terdiam muram." Mendapati pertanyaan inu, sheila hanya tertawa terbahak-bahak. Namun dalam hatinya ia berbisik "jika aku sedih akankah kau benar2 perduli? Jika aku terluka apakah engkau benar2 merasa ? Atau hanya sekedar mendengar cerita sambil terus berkata "sabar ya sheila" dan berpura-pura simpati tanpa memberi solusi. Lalu sehabis tertawa puas sheila melihat wajah temannya yg sangat penasaran itu, sheila menjawab dengan senyum kecil yang hangat "aku tetap lah manusia biasa dan aku memilih untuk terus bahagia apapun keadannya, tak usah lah mereka tau tentang luka ku, cukup mereka tau tentang bahagia ku".

Tak banyak orang yang tau apa yg sebenarnya sheila rasakan, bagaimana pun dia tetap gadis berumur dua puluh dua yg penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Tapi ia memilih untuk hidup begini menutupi luka yg selalu ia rasa dengan tawa, menutupi ketakutannya dengan terlihat bahagia, menghilangkan kesepiannya dengan berpura-pura riang.
Tak banyak orang yang tau, dalam gelap iya tidak terlelap, namun meratapi kesendirian. Dalam diam, ia muram dan mulai mengeluh pada tuhan. Dalam tenang, ia bahkan tidak merasa senang, hanya merasa bimbang sepanjang malam.
Tapi dia tetap sheila, anak muda yang selalu ingin terlihat bahagia dengan tertawa. Sheila sadar bahwa tawa bukanlah barometer kebahagian sesorang, tapi setidaknya dengan tawa semua orang tak akan sadar bahwa dirinya sesungguhnya tak bahagia.

-untuk sheila : tertawa lah karna engkau bahagia wahai gadis muda, bukan lantaran untuk menutupi luka-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar