Selasa, 29 September 2015

Ini Rindu

Ini rindu, rindu setengah mati, melebihi rindu punduk terhadap bulan...



Tak pernah ku merasa serindu ini pada seorang lelaki. 
rindu setengah mati. 
bahkan jika hanya bertemu dalam mimpi, kan ku dekap tubuhnya dengan sepenuh hati, 
kutatap matanya yang selalu memotivasi,
kugenggam tangannya yang tak pernah lelah memberi, 

Rindu ku pada halus tangan nya yg selalu membelai kepalaku,
Rindu ku pada senyumnya yang meredam segala masalahku,
Rindu ku pada pelukannya yang selalu menghentikan tangisanku,
Rindu ku pada kecupannya yang selalu mendarat dikeningku,
Sunggu aku rindu padanya... ayahku

Jumat, 18 September 2015

Nasi padang

Terlalu banyak kesempatan yang kau buang
Dan kau masih minta tambahan?
Ini hati, bukan warung nasi padang

-RFathia

Aku dan susu coklat

Hari ini hari rabu tanggal berapa ya haha aku lupa tapi aku ingat hari ini masih di tahun 2015..

tepat 7.30 aku terbangun dr tidur lelapku. Lebih pagi dr hari biasanya haha maklum aku ini sarjana baru, atau sebenarnya pengangguran baru haha jadi aku tidur dan bangun sesuai dengan hasratku sendiri.

Seperti rutinitas biasanya, aku bangun membersihkan tempat tidurku, lalu membuka laci persediaan makanan, mengambil sekotak susu coklat dan merubahnya menjadi susu coklat dingin kesukaan ku.

Setiap pagi aku meminum ini, si susu coklat dingin.. meminumnya dipagi hari seperti memberi harapan bagi ku, harapan yang merubah hari ku tak hanya manis tapi juga bermanfaat.

Setelah membuat susu dingin aku duduk di bangku panjang berbahan besi, berwarna merah, berkapasitas 3 orang.
Kusandarkan tubuhku ketembok dan memanjangkan kedua kaki ku, lalu aku melamun sambil meneguk segelas penuh si susu coklat ku. Biasanya hal ini ku lakukan di malam hari, entah kenapa malam terasa lebih nyaman dibandingkan siang.. apa karna siang hanya punya matahari, dan malam punya bulan dan bintang ? Haha entah lah tapi melamun dimalam hari lebih menyenangkan.

Entah mengapa pagi ini hasrat melamunku sangat tinggi, Mungkin karna matahari pagi ini sangat cerah, seperti membangunkan ku dari rutinitas yang membosankan, dari rasa malas yg berkepanjangan dan dari zona nyaman yang menyesatkan.. haha

Entah apa yg terjadi pagi ini, tapi dalam lamunan ku, aku berfikir apa ya yang harusnya ku lakukan saat ini, berhari-hari tanpa kegiatan yang bermanfaat. Aku ini si muda yang harusnya berkarya.. haha dalam tawa kecil ku  aku tersadar bahwa "diam tak pernah membawa kita kemana-kemana".

Lalu apa yang harus aku lakukan ? Tanya ku pada diriku sendiri, Melakukan yang aku suka atau yang mereka suka ? Melakukan yang hal yang menyenangkan atau yang mereka harapkan ? Melakukan yang membuatku bahagia atau sejahtera ?
Pertanyan-pertanyan ini memenuhi isi kepalaku, seakan menghentikan sistem kerja otakku dan memutuskan syaraf2 kecil di dalam kepalaku.

Pertanyan-pertanyan ini seperti menghentikan langkah ku. Harusnya  aku lakukan saja apa yang ingin ku lakukan, kenapa harus takut pada pertanyaan yang ku buat sendiri ? Haha bodoh.

Jadi lebih baik mana ? " memulai namun gagal, atau diam lalu menyesal ?"
Tenggelam dalam lamunan ku, membuatku tak sadar bahwa si susu coklat dingin ku sudah pada tetes terakhir haha aku beranjak dan memudarkan lamunan pagi ku yang cukup bermanfaat.

Senin, 07 September 2015

Senja di ujung jakarta



29 agustus 2015, 17:30 waktu indonesia barat.

Aku jatuh cinta..


Yaa aku jatuh cinta padamu wahai senja,


Senja diujung Jakarta, kulupakan semua penatnya ibu kota,

Senja pertama yang kulihat di pulau harapan. Pulau yang memberikan senja melebihi harapanku sendiri.
Yaa aku jatuh cinta padamu senja,  memandangmu seakan semua terasa sepi, tenang dan nyaman di dada, seakan menenggak sebotol morfin penuh ak dimabukkan oleh ketenangan ini.
Saat itu aku hanya mendengar suara ombak yg bergoyang bagai biduan malam, angin pun halus membelai pipiku dengan mesra, diiringi juga suara knalpot kapal yang membuatku tuli sejenak. Namun aku suka, karna aku tak mendengarkan hal lain selain ombak, angin dan si knalpot karat. Tak kudengar ocehan orang2 yang sinis menilaiku dengan sudut pandang mereka masing-masing, seakan mereka yang paling mengenalku melebihi diri ku sendiri. Tak ku dengar lagi mereka yang selalu membentakku, meski kesalahan pun tak pernah kulakukan. Tak kudengar lagi omongan mereka yang selalu pura- pura simpati dan memberikan solusi padahal aku tau semuanya hanya basa-basi. Aku hanyut, tenggelam dalam ketenangan.

Aku jatuh cinta pada mu senja, memandangmu ditengah lautan luas waktu ku seakan berhenti sejenak, sore itu seakan hanya punya kita berdua, kulepaskan segala beban, kebingungan, kekecewaan, sakit hati dan amarah. Kulepaskan itu semua, ku hempaskan smua kelautan lepas biar diurai smua perasaan ku itu. Biar kulalui waktu ini hanya berdua padamu wahai senjaku.

Aku jatuh cinta padamu senja, pada hangat mu, pada jinggamu, pada ketenangan mu, pada sisi terbaikmu, pada pantulan emas yang menyatu pada laut.
Hadirmu bagaikan alarm yang menandakan smua kegiatan duniawi harus segera diselesaikan, bahkan kau pun harus berganti peran dengan bulan. keindahanmu mengalihkanku dari semua deadline, jinggamu memanjakan mataku yang penat akan layar-layar teknologi.


Aku jatuh cinta padamu senja, senja berwarna jingga, lukisan Tuhan paling indah versi diri ku sendiri.

Selasa, 01 September 2015

Sheila yang selalu tertawa

Dia sheila, gadis muda berumur dua puluh dua.
Sheila selalu tertawa, selalu terlihat bahagia dan membuat orang-orang disekelilingnya tertawa adalah keahliannya.. 

Sheila yang selalu riang dan dianggap selalu senang. Apakah senangnya itu nyata ? Atau hanya kepalsuan belaka, apakah tawanya itu bahagia ? Atau hanya pengalihan dari luka.Sheila selalu melakukan hal konyol yg membuat teman-temannya tertawa, sheila yg selalu di bilang kreatif dan hyperaktif oleh teman-temannya.
Jika ada sheila, pembicaraan yg alot bagaikan kerupuk lapuk pun bisa berubah jd renyah kembali. Situasi yang tegang yang membuat satu sama lain menjadi renggang bisa dibuat nya lemas hingga tertawa lepas.
Suatu hari teman sheila yg selalu tertawa oleh tingkah ajaib sheila bertanya " sheila, tak pernah kau merasa sedih ? Atau terluka? Atau bahkan menangis? Tak sekalipun ku lihat engkau terdiam muram." Mendapati pertanyaan inu, sheila hanya tertawa terbahak-bahak. Namun dalam hatinya ia berbisik "jika aku sedih akankah kau benar2 perduli? Jika aku terluka apakah engkau benar2 merasa ? Atau hanya sekedar mendengar cerita sambil terus berkata "sabar ya sheila" dan berpura-pura simpati tanpa memberi solusi. Lalu sehabis tertawa puas sheila melihat wajah temannya yg sangat penasaran itu, sheila menjawab dengan senyum kecil yang hangat "aku tetap lah manusia biasa dan aku memilih untuk terus bahagia apapun keadannya, tak usah lah mereka tau tentang luka ku, cukup mereka tau tentang bahagia ku".

Tak banyak orang yang tau apa yg sebenarnya sheila rasakan, bagaimana pun dia tetap gadis berumur dua puluh dua yg penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Tapi ia memilih untuk hidup begini menutupi luka yg selalu ia rasa dengan tawa, menutupi ketakutannya dengan terlihat bahagia, menghilangkan kesepiannya dengan berpura-pura riang.
Tak banyak orang yang tau, dalam gelap iya tidak terlelap, namun meratapi kesendirian. Dalam diam, ia muram dan mulai mengeluh pada tuhan. Dalam tenang, ia bahkan tidak merasa senang, hanya merasa bimbang sepanjang malam.
Tapi dia tetap sheila, anak muda yang selalu ingin terlihat bahagia dengan tertawa. Sheila sadar bahwa tawa bukanlah barometer kebahagian sesorang, tapi setidaknya dengan tawa semua orang tak akan sadar bahwa dirinya sesungguhnya tak bahagia.

-untuk sheila : tertawa lah karna engkau bahagia wahai gadis muda, bukan lantaran untuk menutupi luka-