Gw pegawai freelance di sebuah multinasional company yang bergerak dibidang advertising, kantor gw sekitar 24 km dari rumah gw yang emang jauh dari mana-mana. setiap harinya gw bangun jam 7 pagi siap-siap berangkat kerja, setelah semua penampilan udah oke gw langsung dianter naik motor scoppy biru yang cicilannya baru aja lunas. setiap pagi gw dianter sama kakak gw yang sembari mengantar anaknya sekolah, tapi kakak gw enggak nganterin gw sampai kantor, gw cuma di anter sampai tol jatibening. gw dituruinin di pinggir tol ?? iyaa gw turun di pinggir tol haha
Jatibening itu halte bayangan yang udah ada sejak tahun 90-an kayaknya. Sempet beberapa kali mau di gusur tapi enggak pernah berhasil karena orang-orang yang tinggal di daerah pondok gede dan sekitarnya sangat bergantung sama halte bayangan tersebut. mungkin karena halte pinang ranti jaraknnya lebih jauh daripada tol jatibening jadi orang-orang sekitar mati-matian mempertahankan halte bayangan yang mungkin umurnya lebih tua dari gw.
Bukan cuma orang-orang sekitar pondok gede yang bergantung sama tol jatibening, tapi juga puluhan tukang ojek yang udah bertahun-tahun bergantung nasib di tol jatibeing dengan mangkal disitu.Tol jatibening menjadi salah satu tempat paling strategis untuk para tukang ojek karena angkot ke jatibening cuma beroperasi sampai jam 8 malem, dan kalau naik angkot pasti lebih lama karena tol jatibening jalur keluar masuknya mobil jadi udah pasti macet banget, ini juga yang menjadi alasan jatibening menjadi lahan yang sangat strategis untuk para tukang ojek.
Sekitar 20 tahun para tukang ojek ini enggak punya competitor, paling competitornya cuma suami yang sayang istri, cowok yang sayang pacar, kakak yang sayang adik dan anak yang sayang orang tua yang selalu rajin antar jemput ke tol jatibening. karena enggak punya competitor si para tukang ojek ini jadi market leader yang suka seenaknya menentukan harga. enggak liat jarak kilometernya pokoknya 20 ribu, 30 ribu, 40 ribu. seenaknya mereka aja nyebut harganya, mungkin kalau moodnya jelek harganya mahal kalo lagi bagus moodnya jadi murah.. pokoknya harga di tentukan bukan oleh undang-undang tranportasi umum tapi oleh keinginan si abang ojek aja.
Diawal 2015 akhirnya muncul lah competitor si tukang ojek yaitu Ojek online yang berbasis aplikasi. Ojek online jadi pilihan masyarakat sekitar pondok gede yang mau ke tol jatibening. kenapa ? karena harga yang ditawarkan Ojek online itu sesuai dengan kilometer yang ditempuh, jadi si konsumen merasa worth it untuk pakai jasa Ojek online karena dianggap lebih murah dan si konsumen bisa mengestimasi biaya perjalanannya.
Dengan semakin maraknya ojek online, otomatis mempengaruhi pendapatan si tukang ojek tol jatibening, enggak sedikit para tukang ojek jatibening beralih profesi jadi driver ojek online karena dianggap pendapatannya lebih menggiurkan daripada ojek pangkalan tol jatibening. Tapi, enggak sedikit juga tukang ojek yang bertahan mangkal di tol jatibening.
Setiap malem gw suka liat beberapa orang yang rela jalan sedikit dan order ojek online karena kalau order di deket ojek pangkalan tol jatibening pasti bakalan chaos. Melihat kejadian itu gw rasa para tukang ojek pangkalan ini harus ikut berinovasi juga mengikuti jaman, mungkin mereka juga harus ikut bikin Aplikasi berbasis online. mungkin nama yang cocok itu "JEMPOL" (JEMputan Pinggir Tol).
Gimana mekanisme nya? abang gojek yang bertahan di pangkalan ojek tol jatibening kan pasti karena mereka males muter-muter cari orderan dan mending mangkal ajaa ntar yang order yang datengin mereka.
mekanimenya yaa kita bikin sama, abang ojek tetep mangkal terus calon konsumennya datengin abang ojeknya, order di appsnya dan scan QR Barcode yang ada di jacket atau motor si abang ojek terus order deh langsung, harga yang di tawarin juga harus sesuai dengan kilometer biar bisa tetap bersaing sama ojek online lainnya.
Thank You
-RF
Sebagian besar cerita hasil dari apa yang saya rasakan, Lihat, Rasa, Amati dan saya ekspresikan dalam kata. sesungguhnya tak akan menambah pahala bagi anda yang membaca.
Kamis, 26 Mei 2016
Kamis, 28 April 2016
Tanya Jakarta
Dear Jakarta,
Tidakkah enggkau lelah?
didatangi oleh puluhan warga dr berbagai kota,
Jakarta, tidakkah engkau jengah?
tanah mu dirusak dan diperdayakan oleh para pengusaha untuk membuat mereka menjadi lebih kaya.
Jakarta tidakkah engkau lelah?
Selalu dijadikan rebutan oleh mereka yang katanya akan menjadikan kau lebih baik?
Jakarta tidakkah engkau lelah?
Kau selalu bangun dipagi buta
Jakarta tidakkah engkau rindu untuk lenggah? Karena itu hanya terjadi di hari raya.
Jakarta tidakkah engkau gundah?
Mendengar keluhan dari setiap kepala yang mengeluh tentang dirimu.
Jakarta tidakkah engkau marah?
Ketika mereka yang merusakmu, mendatangkan bencana..
Jakarta ku harap kau tak pernah lelah, ku harap kau selalu menjadi ibu yang hangat bagi setiap kota, ku harap kau bukan hanya sekedar bagian dr sejarah.
Selasa, 12 Januari 2016
intro
halo, biarkan rahma bercerita, bercerita tentang sebuah kisah, kisah yang tidak romantis, tapi tidak akan membuat anda menangis ataupun meringis, tapi kisah ini akan membuka mata anda jadi lebih realistis, kisah ini paling enak dibaca ditemani dengan kopi yang ditambah susu kental manis dan sambil menyantap tahu petis.
mengutip dari film kegemeran saya, 500 days of summer
"this is not love story, this is story about love"
tunggu kelanjutannya.....
mengutip dari film kegemeran saya, 500 days of summer
"this is not love story, this is story about love"
tunggu kelanjutannya.....
Langganan:
Postingan (Atom)